
Real Madrid Tersingkir dari Liga Champions
Real Madrid Keok, Komentar Rasis Pejabat Spanyol Picu Amarah Publik
GOBET – Real Madrid kembali gagal menunjukkan mental juara di Eropa. Pada leg kedua perempat final Liga Champions yang berlangsung di Santiago Bernabéu pada 16 April 2025 dini hari WIB, Los Blancos tumbang 1-2 dari Arsenal, sekaligus tersingkir dengan agregat mencolok 1-5.
Namun kekalahan ini bukan satu-satunya isu panas. Di luar lapangan, publik Spanyol digemparkan oleh komentar rasis dari salah satu pejabat politik terhadap pemain muda Barcelona, Lamine Yamal, yang disebut secara implisit saat menanggapi performa pemain keturunan di kompetisi Eropa. Komentar itu langsung menuai kecaman dari klub, federasi, hingga berbagai pihak internasional.
Kekalahan Menyakitkan di Bernabéu
Madrid mencoba mengejar ketertinggalan 0-3 dari leg pertama, namun segalanya berjalan tak sesuai harapan. Arsenal tampil lebih solid dan kembali memimpin lewat gol cepat Bukayo Saka. Madrid sempat menyamakan skor melalui Vinícius Júnior, tapi gol telat Gabriel Martinelli mengunci kemenangan tim tamu.
Pelatih Carlo Ancelotti mengakui keunggulan lawan. “Kami tidak cukup agresif dan terlalu banyak memberi ruang. Arsenal memang layak lolos,” ujarnya pasca pertandingan.
Komentar Rasis Usai Kekalahan
Tak lama setelah laga, kontroversi mencuat saat sebuah klip wawancara seorang pejabat senior politik Spanyol menyebar di media sosial. Dalam wawancara tersebut, pejabat itu menyebutkan bahwa pemain-pemain seperti Lamine Yamal “harus tahu tempat” dan “tidak selayaknya menuntut perhatian besar hanya karena media menyukainya”.
Ucapan ini dianggap mengandung nada rasis, terlebih karena Yamal merupakan pemain muda keturunan Afrika yang menjadi simbol baru generasi emas La Masia. Banyak kalangan menilai komentar tersebut meremehkan kontribusi dan perjuangan pemain dari latar belakang imigran di sepak bola Spanyol.
Kecaman dari Berbagai Pihak
FC Barcelona langsung mengeluarkan pernyataan resmi mengecam komentar tersebut, menyebutnya “tidak dapat diterima dan berbahaya bagi generasi muda”.
RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol) pun turut menyatakan dukungan kepada Yamal dan berkomitmen menyelidiki komentar rasis itu. Di media sosial, tagar seperti #StopRacism dan #SolidarityWithYamal menjadi trending, dengan banyak pemain dan tokoh olahraga menunjukkan solidaritas.
Sepak Bola Spanyol dan Bayang-Bayang Diskriminasi
Ini bukan kali pertama sepak bola Spanyol dirundung isu rasisme. Kasus Vinícius Jr tahun-tahun sebelumnya menjadi bukti bahwa tindakan diskriminatif belum sepenuhnya hilang dari stadion-stadion di Spanyol. Kali ini, situasinya makin serius karena komentar itu datang dari pejabat publik yang seharusnya menjadi contoh.
Kesimpulan
Kekalahan Real Madrid dari Arsenal seharusnya menjadi momen refleksi bagi klub. Namun, insiden yang terjadi di luar lapangan justru menjadi sorotan lebih besar. Komentar rasis dari pejabat negara menunjukkan masih panjangnya jalan untuk menghapus diskriminasi dalam sepak bola.
Sepak bola adalah milik semua orang — dan tidak ada tempat untuk rasisme, baik di lapangan maupun di ruang publik.