
Dua Gol Haaland Gak Cukup Selamatin Man City, Pertanda Belum Bisa Bangkit?
Gobetnews – Gobetmania Musim ini, Manchester City kembali ngadepin pertanyaan gede: apakah mereka udah kembali ke bentuk terbaiknya? Setelah bertahun-tahun dominasi, penurunan performa musim lalu bikin publik bertanya-tanya apakah era dominasi City udah mulai meredup.
Hasil imbang 2-2 lawan AS Monaco di Liga Champions cuma memperpanjang keraguan itu. Meski tampil baik di beberapa momen, City tetep rentan dan gagal nutup laga meski udah unggul duluan. Penalti di menit akhir bikin kemenangan yang udah di depan mata sirna begitu aja.
Pep Guardiola dan Bernardo Silva sempet ditanya soal performa tim sebelum pertandingan. Jawaban mereka nggambarin kebingungan: City keliatan bagus di beberapa aspek, tapi masih belum stabil. Hal ini juga tercermin di laga kontra Monaco.
Dua gol Erling Haaland seolah jadi bukti potensi gede City, tapi celah di lini belakang dan kegagalan jaga konsistensi nunjukin pekerjaan rumah besar buat Guardiola. Terus, apakah City beneran udah “kembali”?
Pep Guardiola Puas, Tapi City Masih Gagal Menang
Manchester City tampil dominan dalam beberapa fase laga di Stade Louis II, tapi gak mampu pertahanin keunggulan. Dua kali unggul, dua kali pula mereka disamain. Gol penalti Eric Dier di menit akhir bikin City harus puas sama skor 2-2.
Guardiola nilai timnya main bagus secara keseluruhan. “Kita main sangat baik. Kita nyiptain banyak peluang dan cuma kebobolan sedikit. Gue seneng sama performa tim,” ujarnya. Tapi, si manajer juga ngakuin kelemahan di momen akhir, terutama pas gagal ngantisipasi bola mati.
Pelatih asal Spanyol itu nilai, secara peluang, City layak menang. Tapi hasil di lapangan berkata lain. Ini jadi cerminan bahwa meski performa meningkat dibanding musim lalu, City masih belum nyampe level terbaik mereka.
Guardiola nyoba ngambil sisi positif, tapi fakta bahwa City belum menang dalam lima laga tandang terakhir di Liga Champions jelas jadi catatan serius.
Erling Haaland Masih Garang, Tapi Gak Cukup Selamatin City
Satu hal yang masih bisa diandelin dari Manchester City adalah ketajaman Erling Haaland. Striker asal Norwegia itu nyetak dua gol brilian, nunjukin kelasnya sebagai penyerang nomor 9 terbaik dunia.

Gol pertama Haaland lahir dari umpan cerdas Josko Gvardiol. Dengan gerakan cepet di antara tiga bek Monaco, Haaland nuntasin peluang dengan sontekan halus ngelewatin kiper Philipp Kohn. Gol kedua bahkan lebih indah: sundulan kuat hasil baca arah bola silang lambat dari Nico O’Reilly.
Pep Guardiola muji penyerangnya itu. “Atletisme Haaland luar biasa. Dia bikin hal sulit keliatan mudah,” kata si pelatih. Tapi dua gol itu gak cukup mastiin kemenangan.
Haaland sendiri justru lebih kritis. Usai laga, dia bilang tim “butuh lebih banyak energi” dan ngaku City “gak pantas menang”. Perbedaan pandangan antara pelatih dan pemain ini nggambarin keresahan yang belum terselesain di dalam skuad.
Masalah Tandang dan Inkonsistensi Masih Jadi PR Besar
Hasil imbang kontra Monaco memperpanjang rekor buruk City di laga tandang Eropa. Mereka belum menang dalam lima laga tandang terakhir Liga Champions, catatan yang tentu gak biasa buat tim sekelas City.
Guardiola ngakuin bahwa hasil ini gak cukup. “Kita udah deket sama kemenangan, tapi kalah dalam duel bola panjang dan gak bisa jaga transisi dengan baik,” ungkapnya. “Cuma itu yang kurang dari kita malem ini.”
Selain masalah hasil, inkonsistensi performa juga jadi tanda tanya besar. Dengan sejumlah pemain baru dan hengkangnya beberapa pemain kunci, City keliatan masih nyari keseimbangan ideal. Mereka gak seburuk musim lalu, tapi juga belum sekuat masa keemasan sebelumnya.
Dengan laga tandang sulit ke Villarreal, Real Madrid, dan Bodo/Glimt nanti, City dituntut segera nemuin bentuk terbaik kalau pengin ngulangin kesuksesan di Eropa.
City Masih di Persimpangan: Belum Jatuh, Tapi Belum Bangkit
Musim ini kerasa kayak masa transisi buat Manchester City. Mereka bukan lagi tim yang gak tersentuh, tapi juga belum sepenuhnya rapuh. Dengan Haaland di lini depan dan Guardiola di pinggir lapangan, kualitas tetep tinggi, tapi aura dominan yang dulu sempet bikin lawan gentar, sekarang mulai pudar.
Baca Juga : Kylian Mbappe: Pemain dengan Kaki Api, Bebas Bergerak, dan Sangat Berbahaya!
City ada di persimpangan antara masa kejayaan dan upaya bangun kembali supremasi. Mereka gak buruk, tapi juga belum cukup baik buat disebut kembali.
Pertanyaan gede pun masih nggantung: kapan Manchester City yang dulu beneran kembali? Jawabannya mungkin baru bakal keliatan seiring waktu dan hasil laga tandang berikutnya bakal nunjukin situasi sebenarnya!