 
	Kisah Mencekam Legenda Man United Dimitar Berbatov: Pernah Nyaris Diculik Gara-gara Sepak Bola
Gobetnews – Gobetmania Dimitar Berbatov dikenal sebagai salah satu striker elegan yang pernah kuatin Manchester United. Gaya mainnya yang tenang, teknik tinggi, sama finishing mematikan bikinnya jadi favorit fans di era Sir Alex Ferguson. Selama empat tahun bela Setan Merah, ia cetak 56 gol dalam 149 laga sama turut bawa dua gelar Liga Inggris ke Old Trafford.
Salah satu momen paling ikonik dari kariernya di Inggris terjadi di September 2010, saat ia cetak hat-trick ke gawang Liverpool — pertandingan yang bikin namanya abadi di hati para pendukung United. Ia juga pernah rebut Sepatu Emas Premier League, ngegarisin kualitasnya sebagai predator kotak penalti sejati.
Tapi, di balik ketenangan sama kemewahan kariernya di Inggris, Berbatov ternyata pernah alami masa-masa kelam di awal perjalanan sepak bolanya. Pengalaman itu bukan soal cedera atau kegagalan di lapangan, melainkan peristiwa yang nyaris bikinnya kehilangan kebebasan.
Di wawancara di siniar Rio Ferdinand Presents, legenda asal Bulgaria itu ungkap kisah yang gak pernah ia ceritain sebelumnya: ia pernah diculik sama sekelompok pria misterius saat masih umur 18 tahun, cuma karena ada klub yang pengen maksa dia pindah tim.
Berbatov Diajak Rekan Setim ke Sebuah Restoran
Kisah mencekam itu bermula pas Berbatov masih kuatin CSKA Sofia. Saat itu, kariernya lagi menanjak pesat, sama banyak klub lokal mulai lirik dia. Tapi, di tengah sorotan itu, ia alami kejadian yang beneran di luar nalar.
“Setelah latihan, saya gak punya mobil. Jadi, seorang rekan setim saya bilang, ‘Ikut saya, saya perlu antar kamu ke teman saya,’” kenang Berbatov, kayak dikutip dari Sportbible. Ia ngaku gak curiga sama sekali karena percaya sama temannya sendiri di tim.
Tanpa pikir panjang, ia naik ke mobil sama dibawa ke sebuah restoran di Sofia. Situasinya masih keliat biasa — sampe beberapa menit kemudian, ia sadar ada sesuatu yang gak beres. “Saya agak naif, tentu aja, sama mungkin saya percaya padanya karena kami main di tim yang sama. Jadi saya masuk ke mobilnya. Ia antar saya ke suatu tempat, ke restoran,” katanya.
Berbatov yang masih muda sama polos gak tahu kalau perjalanan itu bakal ubah jadi salah satu momen paling menakutkan dalam hidupnya.

Bertemu Pria Mirip Kulkas
Begitu masuk ke restoran itu, suasana langsung terasa tegang. Di salah satu meja duduk seorang pria sendirian, sementara di tiga meja lainnya, tampak beberapa pria bertubuh gede perhatiin dia tanpa ekspresi. “Kami masuk ke restoran, sama di sana jelas ada meja-meja. Di satu meja, ada seorang pria sendirian. Sama di tiga meja lainnya, ada pria-pria gede, kayak pria-pria gede, (kayak) kulkas, pria-pria Balkan biasa duduk di belakangnya, keliat menakutkan sama cuma perhatiin kami.”
Pria yang duduk sendirian itu terus manggil Berbatov buat duduk di hadapannya. Dari situ, nada pembicaraan ubah. Ia gak lagi bicara sama seorang agen atau pelatih, melainkan seseorang yang keliat punya pengaruh kuat. “Pria itu bilang, ‘Kemarilah, duduk,’” tutur Berbatov.
Saat itulah striker muda itu mulai panik. “Saya pikir dalam hati, ‘Ada apa ini? Saya perlu nelepon ayah saya,’” kenangnya. Pria tersebut terus ungkap maksud sebenarnya: mereka pengen Berbatov tinggalin CSKA Sofia sama gabung sama klub lain yang mereka kendalikan.
“(Ia bilang) ‘Kami tahu tentang kamu. Kami pengen kamu di tim kami. Kami perlu rekrut kamu.’ Sama saya kayak, ‘Ya, tapi saya main di CSKA Sofia. Maksud saya, saya suka di sana.’ (Ia bilang) ‘Kita akan beresin nanti. Jangan khawatir,’” tutur Berbatov ngenang percakapan itu.
Diselamatkan Telepon ke Sang Ayah
Selama hampir tiga jam, Berbatov duduk dalam ketegangan luar biasa di restoran itu. Ia gak berani buat apa pun sama cuma pikir gimana cara keluar dari situasi aneh itu. Akhirnya, ia berhasil nemu kesempatan buat nelepon ayahnya.
“Saya bilang, ‘Apa-apaan ini? Mereka bakal culik saya di sini sama saya gak pengen pergi, saya pengen pulang.’ Sama ayah saya jawab, ‘Oke, coba saya liat apa yang bisa saya lakuin. Saya bakal nelepon orang itu,’” kisah Berbatov.
Baca Juga : Liverpool Temukan Satu Lagi Calon Penerus Mohamed Salah, Kali Ini di Belanda
Beberapa waktu kemudian, situasi mulai reda. Ayahnya berhasil hubungi pihak terkait, sama Berbatov akhirnya diperbolehin tinggalin tempat itu tanpa cedera. Ia langsung dijemput ayahnya sama dibawa ke tempat aman.
Meski berhasil selamat, pengalaman itu tinggalin bekas mendalam dalam hidupnya. “Saya pikir dalam hati, ‘Inilah akhir buat saya. Aku harus bilang ya, atau mungkin mereka bakal hajar saya.’ Itu nyadarin saya kalau aku harus cepat dewasa sama jadi pria dewasa di usia yang sangat muda,” tutup Berbatov.
 
					
 
			 
							