
Andre Onana dan Kutukan Final Eropa: Bakal Jadi Mimpi Buruk
Andre Onana dan Kutukan Final Eropa: Bakal Jadi Mimpi Buruk Lagi?

Gobet – Final Liga Europa 2024/2025 akan jadi momen krusial buat Manchester United. Namun di balik euforia menyambut partai puncak ini, ada satu cerita menarik: Andre Onana, sang penjaga gawang, membawa beban sejarah kelam di final kompetisi Eropa.
Dua Kali Tampil di Final, Dua Kali Pula Gagal
Untuk diketahui, Onana sudah dua kali bermain di final antarklub Eropa. Pertama, saat masih berseragam Ajax Amsterdam musim 2016/2017. Saat itu, Ajax harus mengakui keunggulan Manchester United dengan skor 2-0.
Kemudian, kesempatan kedua datang bersama Inter Milan di final Liga Champions musim 2022/2023. Sayangnya, meski tampil solid di bawah mistar, Inter tetap kalah tipis 1-0 dari Manchester City.
Sekarang, Kesempatan Ketiga Bersama MU
Kini, takdir seolah memberinya peluang ketiga. Onana akan kembali berdiri di bawah mistar dalam final Liga Europa, kali ini membela Manchester United—tim yang dulu pernah menghancurkan mimpinya di final.
Pertanyaannya: apakah ini akan menjadi akhir dari “kutukan” Onana di final Eropa, atau justru menambah daftar kegagalan?
Tak Selalu Apes: Onana Punya Catatan Manis Juga

Meski punya track record pahit di pentas Eropa, bukan berarti Onana selalu gagal dalam partai final. Sebagai contoh, ia sukses membawa Ajax meraih KNVB Beker, menjuarai Supercoppa Italiana bersama Inter Milan, dan mengantar MU meraih Piala FA.
Dengan demikian, bisa dibilang bahwa performa Onana di final bukan selalu buruk—tapi memang saat tampil di final kompetisi Eropa, nasib belum berpihak.
MU Wajib Siap: Rekor Lawan Tottenham Kurang Oke
Di sisi lain, Manchester United juga harus waspada. Kenapa? Karena lawan mereka di final nanti, Tottenham Hotspur, tercatat sudah mengalahkan MU dalam tiga pertemuan terakhir musim ini.
Namun menurut pelatih Ruben Amorim, hasil buruk itu justru bisa jadi pelajaran penting.
“Fakta bahwa kami pernah melawan mereka tiga kali musim ini sangat membantu kami dalam mempersiapkan strategi. Tapi kali ini kami harus lebih dari sekadar kuat secara fisik,” ujar Amorim.
Momentum atau Malapetaka?
Terlepas dari rekor buruk dan tekanan besar, final kali ini bisa jadi titik balik buat Onana dan Manchester United. Jika berhasil menang, Onana bisa membungkam semua keraguan soal “kutukan final”. Sebaliknya, kalau kalah, label spesialis runner-up bisa makin lengket di namanya.