
Barcelona Butuh Dana Segar, Ferran Torres Bisa Jadi Korban
Krisis Finansial Belum Usai
Meski prestasi di lapangan mulai menunjukkan kemajuan, masalah keuangan masih jadi batu sandungan besar buat Barcelona. Klub asal Catalunya ini masih harus berjuang menyeimbangkan neraca keuangan agar lolos dari jeratan Financial Fair Play (FFP) dan bisa bergerak leluasa di bursa transfer.
Salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah menjual pemain, dan nama Ferran Torres muncul sebagai salah satu kandidat utama yang bisa dilepas.
Ferran Torres: Aset Bernilai Tinggi
Ferran Torres sebenarnya bukan pemain sembarangan. Ia didatangkan dari Manchester City dengan ekspektasi tinggi. Namun, performanya yang inkonsisten serta persaingan ketat di lini depan bikin posisinya kurang aman.
Di saat Barcelona butuh suntikan dana, menjual Ferran bisa jadi langkah strategis. Nilai jualnya masih cukup tinggi, dan dia bisa menarik minat banyak klub Eropa—terutama dari Premier League yang dikenal royal.

Kenapa Ferran yang Dikorbankan?
Beberapa alasan kenapa Ferran Torres jadi salah satu nama yang bisa dikorbankan:
-
Gak jadi pilihan utama di bawah pelatih baru
-
Gaji cukup besar untuk pemain cadangan
-
Bisa datangkan dana segar 30-40 juta euro
-
Membuka ruang untuk pemain muda La Masia
Dengan penjualan Ferran, Barcelona juga bisa memberi tempat lebih buat pemain muda yang sedang naik daun seperti Lamine Yamal atau Fermin Lopez.
Siapa yang Minat?
Beberapa klub Inggris disebut-sebut tertarik memboyong Ferran kembali ke Premier League. Tottenham, West Ham, hingga Aston Villa kabarnya memantau situasi sang pemain.
Jika penjualan ini terealisasi, bukan cuma membantu kondisi finansial Barca, tapi juga memberi Ferran peluang untuk reboot kariernya di tempat lain.
Kesimpulan
Barcelona memang butuh dana segar untuk kembali kompetitif, bukan hanya di lapangan tapi juga di meja negosiasi. Ferran Torres, meski bertalenta, bisa jadi salah satu nama yang harus dikorbankan demi masa depan klub.
Keputusan sulit, tapi dalam kondisi seperti ini, Barca harus berpikir realistis.