gobetnews_top_banner_2025
Arsenal

Kenapa Skuad Arsenal Gampang Banget Cedera, Gara-gara Gaya Main Arteta, Atau Ada Masalah Lain?

Gobetnews – Gobetmania Pemandangan pemain kunci yang menepi karena cedera seakan udah jadi tradisi pahit buat Arsenal di setiap awal musim. Badai cedera yang dateng lebih awal tahun ini kembali picu pertanyaan gede: kenapa skuad The Gunners begitu rapuh?

Musim baru berjalan beberapa pekan, tapi daftar pemain yang masuk ruang perawatan udah cukup panjang. Nama-nama vital kayak Bukayo Saka, Martin Odegaard, sampe korban terbaru Noni Madueke silih berganti jadi korban.

Kondisi ini tentu aja nyiptain kekhawatiran mendalam di kalangan para Gooners. Apakah ini cuma nasib sial yang berulang doang, atau ada masalah sistemik yang salah di dalam klub?

Menariknya, seorang pakar analisis performa dan cedera kasih sebuah teori yang bisa jadi merupakan jawaban dari “kutukan” ini. Menurutnya, apa yang dialamin Arsenal saat ini adalah sebuah fenomena yang bisa diprediksi.

Mimpi Buruk yang Terus Berulang

Buat para penggemar Arsenal, pemandangan pemain bintang yang terpincang keluar dari lapangan udah jadi hal yang terlalu akrab. Krisis cedera ini seakan jadi sebuah mimpi buruk yang dateng lagi dan lagi setiap musimnya.

Musim ini, masalah itu dateng lebih awal dari biasanya dan langsung makan korban nama-nama penting. Kedalaman skuad Arsenal yang sekarang jauh lebih baik emang sedikit bantu, tapi frekuensi cedera ini tetep jadi alarm bahaya.

Apalagi, semua tentu masih inget gimana absennya pemain kunci di momen-momen krusial musim lalu jadi salah satu penyebab utama kegagalan mereka meraih trofi. Pertanyaan pun kembali muncul, apakah Arsenal adalah tim paling sial di Premier League?

Kenyataannya, beberapa klub top lain kayak Chelsea dan Manchester City juga ngadepin masalah serupa. Hal ini nunjukin adanya masalah yang lebih luas di periode awal musim yang emang sangat rawan ini.

Salah Latihan atau Cuma Sial?

Pas badai cedera dateng silih berganti, tudingan biasanya langsung ngarah ke dua pihak: staf medis atau metode latihan yang terlalu intens. Tapi, seorang pakar bernama Stephen Smith justru punya pandangan yang beda dan lebih ilmiah.

Menurut Smith, yang merupakan CEO dari Kitman Labs, variasi cedera yang dialamin para pemain Arsenal justru gak ngindikasiin adanya masalah spesifik di lapangan latihan. Situasinya bakal beda kalau semua pemain, misalnya, ngalamin cedera hamstring yang sama.

Arsenal
Aksi luar biasa di lintasan! Pebalap muda melibas tikungan tajam dengan penuh kontrol dan kecepatan

Smith jelasin, “Kalau mereka semua menderita jenis cedera tertentu, bakal lebih mudah buat loncat ke kesimpulan bahwa ada sesuatu yang salah di lapangan latihan.”

“Tapi kita juga tau tentang periode-periode musim di mana cedera jauh lebih mungkin terjadi,” lanjutnya, yang ngarahin analisisnya pada sebuah teori yang lebih gede dan bisa diprediksi.

Teori ‘Puncak Cedera’ di Awal Musim

Smith kemudian maparin sebuah teori menarik yang dia sebut sebagai “puncak cedera” (injury spike). Menurutnya, berdasarkan data, ada tiga periode dalam satu musim di mana lonjakan kasus cedera biasa terjadi secara signifikan.

Periode rawan pertama adalah beberapa minggu awal musim, yang mana lagi dialamin sama Arsenal dan banyak klub lain saat ini. Dua periode lainnya adalah sekitar jadwal padat Natal dan Tahun Baru, plus menjelang akhir musim pas kelelahan nyampe puncaknya.

“Apa yang kita liat adalah pemain kembali buat beberapa minggu pertama musim baru dan pada saat itu, kita biasanya liat lonjakan cedera,” kata Smith ke Metro.

“Itulah yang secara umum bakal kita liat di seluruh Premier League dibanding dengan bagian lain dalam setahun. Kita bakal liat penurunan selama beberapa minggu ke depan di mana semuanya kembali ke tingkat yang lebih normal,” jelasnya.

Rotasi dan Data Sebagai Solusi

Terus, kalau periode rawan ini bisa diprediksi, apa yang bisa dilakuin Arsenal buat ngatasinya? Smith saranin dua solusi utama yang bisa dipertimbangin sama Mikel Arteta dan stafnya: rotasi pemain dan pemanfaatan data.

Baca Juga : Hasil Race 2 Asia Talent Cup Jepang 2025: Badly Ayatullah Tembus 4 Besar, Trio Jepang Kuasai Podium

Menurutnya, kalau udah diketahuin bahwa awal musim adalah periode berisiko tinggi, maka klub seharusnya lebih berani ngelakuin rotasi. Meski ada keinginan buat tancap gas dengan skuad terbaik, jaga kebugaran pemain kunci buat jangka panjang jauh lebih penting.

“Liat puncak-puncak ini, ini nunjukin ada potensi bagi tim buat manfaatin lebih banyak rotasi di beberapa minggu pertama musim buat berpotensi ngimbanginnnya,” saran Smith.

Selain itu, dia tekenanin pentingnya bagi klub buat belajar dari data cedera yang mereka punya. “Pertanyaannya bukan apakah ada sesuatu yang bisa dilakuin Arsenal buat cegah masalah itu, tapi gimana mereka bisa belajar darinya make informasi yang mereka punya buat dimanfaatin di masa depan dan cegah cedera lain di masa depan,” tutupnya!

Other Articles

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.
GOBET