Marselino Ferdinan dan Maarten Paes Dipastikan Absen Lawan China di Kualifikasi Piala Dunia 2026
GOBET – Dua pemain kunci Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan dan Maarten Paes, dipastikan absen dalam laga penting menghadapi China pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan ini akan menjadi penentu nasib skuad Garuda di babak kedua, namun pelatih baru Timnas, Patrick Kluivert, harus menyusun strategi tanpa kehadiran dua nama yang dinilai vital.
Marselino absen karena cedera, sementara Maarten Paes belum bisa memperkuat Garuda karena proses perpindahan federasi dari Belanda ke Indonesia masih tertahan di FIFA. Absennya kedua pemain ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kluivert yang baru memulai kiprah resminya sebagai juru taktik Timnas Indonesia.
Marselino Cedera Saat Membela Klub di Belgia
Marselino Ferdinan mengalami cedera otot ringan saat membela klubnya, KMSK Deinze, di kompetisi kasta kedua Liga Belgia. Meskipun cederanya tidak parah, tim medis merekomendasikan istirahat total demi menghindari risiko jangka panjang.
Pemain berusia 20 tahun itu merupakan motor serangan Timnas di beberapa laga sebelumnya, termasuk saat menghadapi Vietnam dan Filipina. Kemampuan mengatur ritme, melepas umpan kunci, hingga mencetak gol membuat Marselino menjadi elemen vital di lini tengah.
“Kami memutuskan untuk tidak memaksakan Marselino. Dia masih muda dan sangat penting untuk masa depan tim. Fokus kami adalah kesembuhannya total,” kata staf medis PSSI dalam pernyataan resmi.
Maarten Paes Masih Terkendala Administrasi FIFA
Sementara itu, penjaga gawang naturalisasi Maarten Paes belum bisa memperkuat Indonesia meskipun proses hukum naturalisasi telah rampung. Pasalnya, proses administratif untuk perpindahan federasi dari KNVB (Belanda) ke PSSI masih belum mendapatkan persetujuan resmi dari FIFA.
“Dokumen perpindahan asosiasi Maarten masih dalam proses evaluasi FIFA. Jadi, untuk saat ini dia belum bisa diturunkan dalam pertandingan internasional resmi,” ujar Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri.
Paes saat ini merupakan kiper utama klub FC Dallas di Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, dan diproyeksikan menjadi penjaga gawang utama jangka panjang Timnas. Namun debut resminya bersama Garuda kembali harus ditunda.
Dampak ke Strategi Patrick Kluivert
Sebagai pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert kini dihadapkan pada ujian awal. Dengan absennya Marselino dan Maarten Paes, ia harus menyusun ulang susunan pemain dan strategi.
-
Di posisi penjaga gawang, Ernando Ari hampir dipastikan kembali mengisi pos utama.
-
Untuk lini tengah, Patrick bisa mengandalkan kombinasi Thom Haye, Ivar Jenner, dan Witan Sulaeman sebagai pengganti Marselino.
-
Sementara sisi serang tetap akan bertumpu pada Rafael Struick, Dendy Sulistyawan, atau Ramadhan Sananta, tergantung taktik yang diterapkan.
Kluivert dikenal sebagai pelatih dengan filosofi menyerang, dan pengalamannya sebagai legenda Belanda memberi harapan besar pada transformasi permainan Timnas Indonesia ke level lebih tinggi.
Pertandingan Kontra China Jadi Penentu
Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup kompetitif di klasemen sementara Grup F, bersama Irak, China, dan Filipina. Laga melawan China akan menjadi salah satu momen krusial untuk mengamankan tiket ke putaran ketiga kualifikasi.
Meski kehilangan dua pemain penting, Kluivert optimistis bisa mengandalkan kekuatan kolektif tim.
“Kami tetap percaya pada semua pemain yang ada. Sepak bola adalah permainan tim, dan saya percaya penuh pada kemampuan skuad ini,” kata Kluivert saat jumpa pers jelang pemusatan latihan.
Kesimpulan
Absennya Marselino Ferdinan karena cedera, serta Maarten Paes karena kendala administratif, menjadi tantangan serius bagi Timnas Indonesia jelang laga kontra China di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun di sisi lain, ini adalah momen penting untuk menguji kedalaman skuad dan strategi Patrick Kluivert sebagai pelatih baru.
Dengan racikan taktik yang tepat, kombinasi pemain muda dan senior, serta semangat yang tinggi, Timnas Indonesia tetap punya peluang besar meraih poin penting. Kini, semua mata tertuju pada Garuda: mampukah mereka bangkit tanpa dua pilar utamanya?
