Dari Kegagalan Liga ke Puncak Eropa: Perjalanan Tottenham ke Tangga Juara
Gobet – Tottenham memulai musim dengan ekspektasi tinggi di bawah komando Ange Postecoglou, namun performa mereka di Premier League justru fluktuatif. Inkonsistensi, badai cedera, dan tekanan fans membuat Spurs kesulitan bersaing di papan atas.
Namun siapa sangka, di tengah keterpurukan liga domestik, Tottenham justru menemukan ritme emasnya di kompetisi Eropa.
Liga Europa Jadi Pelarian yang Manjur
Dari fase grup hingga semifinal, Tottenham tampil tanpa beban—dan itu justru jadi kunci keberhasilan mereka. Mereka menyingkirkan lawan berat satu per satu, termasuk klub-klub tradisional Eropa yang lebih difavoritkan.
Taktik pressing cepat ala Postecoglou perlahan menyatu, dan para pemain kunci seperti Maddison, Son, dan Bentancur tampil luar biasa konsisten di kancah Eropa.
Momen Kebangkitan Mental
Di beberapa laga krusial, Tottenham sempat tertinggal. Tapi semangat pantang menyerah yang ditanamkan pelatih justru membuat tim ini semakin kuat. Spurs bukan hanya bermain cantik, tapi juga mulai belajar “menang jelek”—hal yang dulunya jadi kelemahan klasik mereka.
Kemenangan dramatis di semifinal lewat gol menit akhir adalah bukti bahwa Tottenham kini punya karakter juara.
Final Jadi Penebusan
Kini, Spurs hanya tinggal satu langkah menuju trofi yang sudah mereka impikan sejak 1984. Final Liga Europa melawan Manchester United bukan sekadar laga, tapi juga simbol dari perubahan.
Dari tim yang selalu dicap “nyaris”, kini Spurs di ambang membungkam semua keraguan.
Penutup
Perjalanan Tottenham ke final Liga Europa adalah bukti bahwa gagal di liga bukan akhir segalanya. Kadang, mental juara justru terlahir dari kegagalan terdalam. Dan jika Spurs mampu menuntaskan cerita ini dengan trofi, mereka bukan cuma juara—mereka legenda baru Eropa.
