Rapor Pemain AC Milan: Ketika Ledakan Daya Juang Parma Membuat Rossoneri Kehilangan Kendali Permainan! 🔥
Gobetnews – Gobetmania Bro, Sabtu malam di Ennio Tardini berubah jadi panggung drama penuh adrenalin banget! AC Milan sempat tampak superior setelah unggul dua gol duluan, tapi Parma nunjukin daya juang luar biasa dan maksa laga berakhir 2-2 di pekan ke-11 Serie A 2025/2026. Gol Alexis Saelemaekers di menit ke-12 dan penalti Rafael Leao di menit ke-25 sempat nenangin Massimiliano Allegri di pinggir lapangan. Tapi kebangkitan Parma lewat Adrian Bernabe di masa tambahan babak pertama dan Enrico Del Prato di menit ke-62 ubah segalanya.
Bagi Milan, hasil ini kayak kekalahan yang datang pelan-pelan. Sementara itu, tim muda besutan Carlos Cuesta temuin energi baru—ledakan daya juang yang buktiin kalau semangat bisa tebus keterbatasan kualitas.
Maignan Tetap Andal, tapi Tak Bisa Sendiri
Mike Maignan tampil dengan level profesionalitas tinggi banget. Ia nggak bisa berbuat banyak di dua gol Parma, terutama gol pertama yang datang dari situasi sulit diantisipasi. Tapi beberapa penyelamatan pentingnya jaga Milan dari kekalahan. Ada satu momen krusial di akhir laga pas Maignan tepis tembakan rendah yang datang mendadak—penyelamatan yang jadi penyelamat harga diri Milan di Tardini.
Di barisan belakang, duo Matteo Gabbia dan Strahinja Pavlovic tampil cukup stabil soal posisi. Keduanya bisa jaga struktur permainan dari lini bawah dan distribusi bola ke lini tengah rapi. Sayangnya, minimnya bantuan dari lini tengah bikin pertahanan Milan beberapa kali terbuka lebar, terutama di gol kedua Parma.
Sayap Gagal Menutup Cerita Indah
Alexis Saelemaekers sempat jadi bintang harapan dengan gol pembuka dan keberhasilan menangin penalti buat gol kedua. Tapi di pengujung laga, pemain Belgia itu justru gagal tuntasin peluang emas pas udah lewati kiper. Bola melenceng, dan peluang kemenangan lenyap begitu aja. Kesalahan kecil itu jadi simbol malam penuh dilema buat Milan—unggul, dominan, tapi gagal nyelesein pekerjaan.
Rafael Leao layak dinobatkan pemain terbaik Milan malam itu. Ia eksekusi penalti dengan percaya diri dan jadi motor utama serangan Rossoneri. Beberapa aksinya, termasuk flick cerdik yang seharusnya berbuah assist buat Christian Pulisic, nunjukin kelasnya. Sayangnya, rekan-rekannya gagal manfaatkan peluang yang ia ciptain.

Lini Tengah Tak Seimbang, Estupinan Jadi Titik Lemah
Luka Modric jadi satu-satunya titik terang di lini tengah Milan. Meski sempat kehilangan bola di beberapa momen, ia main dengan determinasi tinggi dan jadi penggerak ritme permainan. Ia juga berperan penting dorong Milan tetep nyerang di menit-menit akhir. Tapi duet Fofana dan Samuele Ricci di sampingnya gagal jaga kedisiplinan. Keduanya kurang tajam pas bertahan dan sering telat tutup ruang, bikin Parma lebih gampang tembus kotak penalti. Hal itu jadi penyebab lahirnya gol kedua tuan rumah.
Kritik paling keras patut ditujukan pada Pervis Estupinan. Ia tampil buruk dari awal, kehilangan duel dalam situasi yang berujung gol pertama Parma, dan lagi-lagi gagal baca pergerakan lawan di proses gol kedua. Kesalahannya kayak pantik api kebangkitan tuan rumah.
Pemain Pengganti Gagal Membawa Perubahan
Masuknya Ruben Loftus-Cheek dan Christian Pulisic di babak kedua diharapin bisa balikin kontrol Milan, tapi hasilnya nggak signifikan. Loftus-Cheek memang lebih efektif dari Nkunku, tapi kontribusinya belum cukup ubah arah permainan. Pulisic malah nambah daftar frustrasi Milan. Ia dapat peluang emas satu lawan satu sama kiper, tapi tembakannya melenceng. Kesalahan itu terasa mahal, nginget skor 3-2 mungkin bisa nyelamatin tiga poin buat tim tamu.
Bartesaghi dan Athekame yang masuk di menit-menit akhir nggak punya cukup waktu buat berbuat banyak. Milan pun harus pulang dari Ennio Tardini dengan satu poin dan banyak tanda tanya soal ketangguhan mental mereka pas hadapi tekanan.
Rapor Pemain Milan
Berikut penilaian individu starting XI Milan di laga imbang 2-2 lawan Parma di Ennio Tardini:
Maignan (7) – Beberapa penyelamatan penting, termasuk satu krusial di akhir laga.
De Winter (5,5) – Lumayan pas bantu serangan, tapi lemah di duel bertahan.
Gabbia (6) – Solid dan tenang di distribusi bola.
Pavlovic (6) – Cukup baik di posisi meski sempat kesulitan tutup ruang.
Saelemaekers (6,5) – Gol pembuka dan satu penalti yang ia menangin jadi nilai plus, tapi gagal tuntasin peluang emas.
Fofana (5,5) – Aktif tekan, tapi lalai jaga Del Prato di gol kedua.
Modric (7) – Energi dan pengalaman jadi pembeda, salah satu yang terbaik di lapangan.
Ricci (5,5) – Mobilitas tinggi, tapi kontribusi dengan bola minim.
Estupinan (3,5) – Kesalahan berulang dan kehilangan fokus yang berakibat fatal.
Nkunku (5,5) – Beberapa pergerakan bagus, tapi kerap salah timing.
Leao (7) – Eksekusi penalti sempurna dan motor serangan utama Milan.
Pemain pengganti:
Loftus-Cheek (6) – Lebih baik dari Nkunku, tapi nggak kasih dampak besar.
Pulisic (5) – Gagal manfaatkan peluang emas.
Bartesaghi (6) – Stabil, tanpa kontribusi menonjol.
Athekame – Terlalu singkat buat dinilai.
Baca Juga : Rapor Pemain Chelsea Kontra Wolves: Dominasi Total, Neto dan Garnacho Cemerlang di Stamford Bridge! 🔥
Hasil imbang ini tegaskan kalau sepak bola bukan cuma taktik atau kualitas individu, tapi juga soal energi dan keyakinan. Parma nunjukin kalau dengan semangat yang nggak pernah padam, mereka bisa guncang tim yang lebih kuat. Bagi Allegri, ini jadi pengingat kalau konsentrasi nggak boleh hilang, bahkan pas udah unggul dua gol. Milan memang nggak kalah di papan skor, tapi kehilangan kendali permainan di lapangan—dan di situ pertandingan beneran berakhir.
Siap-siap nonton drama Serie A selanjutnya, bro! Parma bikin Milan kehilangan kendali, tapi Rossoneri masih punya harapan! âš½
