
Rasmus Højlund Dinilai Belum Pantas Jadi Andalan di Lini Depan Manchester United? Ini Alasannya
Gobet – MANCHESTER – Harapan tinggi disematkan pada Rasmus Højlund saat Manchester United mendatangkannya dari Atalanta pada bursa transfer musim panas lalu. Usianya yang masih 21 tahun dan label “striker masa depan” membuat fans berharap ia bisa jadi penerus lini depan Setan Merah. Namun, performa inkonsisten dan minim kontribusi gol membuat sebagian pengamat dan pendukung mulai mempertanyakan: Apakah Højlund benar-benar sudah pantas jadi andalan utama MU?
Rekrutan Mahal dengan Beban Besar
Diboyong dengan mahar sekitar £72 juta, Højlund jelas bukan rekrutan sembarangan. United memasangnya sebagai proyek jangka panjang, penyerang muda dengan fisik kuat, kecepatan mumpuni, dan potensi besar. Tapi sejauh ini, ekspektasi belum sepenuhnya terbayar. Højlund sempat mengalami paceklik gol cukup lama di awal musim dan hanya menunjukkan performa tajam dalam beberapa laga tertentu—khususnya di Liga Champions.
Meski mencetak gol penting dalam laga grup Eropa, kontribusinya di Premier League masih dianggap kurang konsisten. Sering kali dia terlihat terisolasi di lini depan, kalah duel udara, dan kurang efektif dalam menciptakan peluang sendiri.
Netizen dan Legenda MU Mulai Angkat Bicara
Sejumlah legenda MU mulai menyuarakan keraguan mereka. Eks striker Dimitar Berbatov bahkan menyebut Højlund “butuh lebih banyak waktu berkembang” dan “belum siap jadi tumpuan utama seperti yang diharapkan fans.” Hal serupa juga banyak dibahas di media sosial oleh fans MU:
“Dia punya potensi, tapi MU butuh striker yang bisa deliver sekarang, bukan 2–3 tahun lagi.”
“Bukan salah dia juga sih, tapi ekspektasi terlalu tinggi untuk pemain muda yang belum terbukti di liga top.”
Beberapa fans bahkan menyarankan agar United segera mencari striker senior sebagai pelapis atau tandem Højlund, setidaknya sampai ia benar-benar matang secara teknis dan mental.
Beban Sistemik: Bukan Hanya Soal Højlund
Namun adil juga jika menyebut masalah ini bukan sepenuhnya salah Højlund. Permainan United musim ini belum stabil. Lini tengah yang kurang kreatif, winger yang egois, serta minimnya suplai bola matang membuat striker mana pun akan kesulitan. Banyak analis berpendapat, Højlund butuh sistem yang mendukung gaya bermainnya—dengan support dari gelandang kreatif dan penyerang sayap yang lebih kolektif.
Fakta bahwa Højlund sering harus turun jauh menjemput bola adalah bukti kalau ia tidak cukup dimanjakan sistem permainan saat ini.
Apa Langkah Selanjutnya untuk MU dan Højlund?
Pilihan ada di tangan Erik ten Hag dan manajemen MU. Apakah akan tetap bersabar dengan Højlund sebagai ujung tombak utama? Atau mulai mencari opsi lain untuk musim depan, agar Højlund bisa berkembang tanpa tekanan berlebihan?
Yang jelas, Højlund masih punya potensi besar. Tapi untuk saat ini, banyak pihak menilai status “striker utama” di klub sebesar Manchester United masih terasa terlalu cepat untuknya.