
Deretan Kesalahan Juventus Era Motta Versi Fabio Capello
GOBET – Legenda sepak bola Italia dan mantan pelatih Juventus, Fabio Capello, secara terbuka menyampaikan kritik tajam terhadap kinerja Juventus di bawah asuhan Thiago Motta. Menurut Capello, Juventus mengalami sejumlah masalah mendasar yang membuat mereka tampil kurang konsisten dan gagal memenuhi ekspektasi di musim ini.
Juventus menunjuk Thiago Motta sebagai pelatih pada awal musim 2024/2025, dengan harapan dapat membawa perubahan positif setelah hasil mengecewakan di bawah Massimiliano Allegri. Namun, setelah setengah musim berjalan, Juventus masih tampil inkonsisten di Serie A dan mengalami kegagalan di kompetisi domestik.
Capello, yang pernah membawa Juventus meraih dua gelar Serie A pada tahun 2005 dan 2006 (meskipun kemudian dicabut karena skandal Calciopoli), menyoroti beberapa faktor utama yang menjadi penyebab penurunan performa Juventus di bawah Thiago Motta.
1. Kurangnya Keseimbangan dan Kerentanan Pertahanan
Capello menilai Juventus sering kehilangan keseimbangan dalam permainan, terutama saat transisi dari bertahan ke menyerang. Hal ini membuat tim rentan terhadap serangan balik cepat dari lawan.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Juventus terlihat kesulitan mempertahankan bentuk pertahanan yang solid. Masalah ini terlihat jelas dalam kekalahan dari Empoli di Coppa Italia, di mana Juventus kebobolan melalui skema serangan balik yang cepat.
Contoh Kekalahan yang Menunjukkan Masalah Pertahanan:
- Juventus vs Empoli → Kekalahan 1-2 akibat dua serangan balik cepat.
- Juventus vs Lazio → Kebobolan tiga gol akibat koordinasi buruk antar lini.
- Juventus vs AC Milan → Kekalahan 1-0 karena kelengahan dalam bertahan saat serangan balik.
Menurut Capello, ketidakseimbangan ini muncul karena Motta terlalu fokus pada penguasaan bola dan lini tengah, tetapi mengabaikan kekuatan bertahan yang menjadi ciri khas Juventus di era sebelumnya.
2. Pendekatan Taktik yang Terlalu Hati-Hati
Capello menyoroti gaya permainan Juventus di bawah Thiago Motta yang cenderung berhati-hati dan defensif. Motta dikenal dengan filosofi penguasaan bola dan pressing tinggi, namun Juventus terlihat kurang tajam dalam melakukan penyelesaian akhir.
Juventus terlalu sering memainkan bola di lini tengah tanpa adanya pergerakan vertikal yang efektif. Hal ini membuat permainan mereka mudah diprediksi dan memberikan ruang bagi lawan untuk membangun serangan balik.
Statistik Juventus di Serie A Musim Ini:
- Jumlah Gol: 37 (peringkat ke-7 di Serie A)
- Peluang Tercipta: 124 (peringkat ke-9)
- Posisi di Klasemen: Peringkat ke-5
Juventus hanya mencatatkan 1 kemenangan dalam 7 pertandingan terakhir di Serie A, yang memperlihatkan kurangnya kreativitas dalam membongkar pertahanan lawan.
“Anda tidak bisa hanya mengandalkan penguasaan bola. Juventus butuh penetrasi dan keberanian untuk menyerang lebih dalam,” tambah Capello.
3. Penjualan Pemain Kunci dan Kebijakan Transfer yang Dipertanyakan
Capello juga menyoroti kebijakan transfer Juventus yang dianggap kurang tepat. Beberapa keputusan yang dianggap merugikan antara lain:
- Penjualan Federico Chiesa ke Manchester United.
- Tidak memperpanjang kontrak Adrien Rabiot meski tampil solid di lini tengah.
- Gagal mendatangkan pengganti yang setara setelah kehilangan pemain-pemain kunci.
“Juventus melepas pemain-pemain penting tanpa memiliki pengganti yang sepadan. Ini jelas memengaruhi stabilitas tim,” ujar Capello.
Capello menekankan bahwa Juventus kehilangan identitasnya karena keputusan transfer yang tidak mempertimbangkan keseimbangan tim secara keseluruhan.
Pemain yang Dijual Juventus dan Dampaknya:
Pemain | Tujuan | Dampak |
---|---|---|
Federico Chiesa | Manchester United | Kehilangan kreativitas di sayap |
Adrien Rabiot | PSG | Kehilangan kekuatan di lini tengah |
Matthijs de Ligt | Bayern Munich | Lini pertahanan kehilangan pemimpin |
4. Kebutuhan Akan Perubahan Mentalitas dan Motivasi
Selain masalah teknis, Capello juga menyoroti kurangnya motivasi di dalam tim. Menurutnya, Thiago Motta gagal membangkitkan mental juara dalam skuad Juventus.
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Juventus terlihat bermain tanpa energi dan determinasi, terutama saat menghadapi tim-tim yang di atas kertas lebih lemah.
“Mentalitas Juventus sebagai tim juara sudah hilang. Tim ini terlihat tidak percaya diri dan cenderung bermain aman tanpa keberanian untuk mengambil risiko,” tegas Capello.
Capello menekankan pentingnya peran pelatih dalam membangun kepercayaan diri dan menghidupkan semangat bertanding di dalam tim.
Kehilangan Poin Melawan Tim Papan Bawah:
- Juventus vs Empoli → Kalah 1-2
- Juventus vs Salernitana → Seri 1-1
- Juventus vs Lecce → Seri 0-0
5. Ketergantungan pada Pemain Tertentu
Juventus juga dinilai terlalu bergantung pada beberapa pemain kunci seperti Dusan Vlahovic dan Federico Gatti. Ketika pemain-pemain ini tampil buruk atau absen karena cedera, Juventus kesulitan menciptakan peluang dan mengatur tempo permainan.
Kontribusi Pemain Kunci di Serie A Musim Ini:
- Dusan Vlahovic: 12 gol (top skor Juventus)
- Federico Gatti: 6 assist (tertinggi di tim)
- Weston McKennie: 3 gol dan 4 assist
Capello menekankan bahwa Juventus membutuhkan variasi dalam permainan dan tidak bisa terus mengandalkan performa individu.
Kesimpulan
Menurut Capello, Juventus di bawah Thiago Motta mengalami sejumlah masalah mendasar:
- Kurangnya keseimbangan dalam bertahan.
- Strategi yang terlalu hati-hati dan minim kreativitas.
- Keputusan transfer yang keliru.
- Kurangnya motivasi dan mental juara.
- Ketergantungan pada pemain tertentu.
Jika Juventus ingin kembali bersaing di papan atas Serie A dan Eropa, Motta perlu melakukan perubahan taktik, meningkatkan keseimbangan tim, dan membangun kembali mentalitas juara yang menjadi ciri khas Juventus di masa lalu.
Akankah Motta mampu membawa Juventus keluar dari krisis ini? Atau manajemen Juventus akan mengambil keputusan drastis dengan mengganti pelatih sebelum musim berakhir? Kita tunggu kelanjutan kisah ini di sisa musim Serie A!