banner-top

Taufik Hidayat Keras Mengkritik Juniornya, Ini Alasannya

Gobet – Taufik Hidayat cukup keras mengkritik prestasi atlet-atlet bulutangkis khususnya tunggal putra Indonesia. Ini agar kuat mental.

Taufik Hidayat mengaku prihatin dengan perkembangan bulutangkis Indonesia. Pun begitu ia tetap mau membantu cari solusi, karena cinta.

badminton, pbsi, olimpiade

“Alhamdullilah prihatin,” kata Taufik saat menjawab pertanyaan bagaimana perkembangan bulutangkis Indonesia saat ini, dalam acara OPPO Watch X di kawasan Gandaria, Jakarta,

“Jujur kan. Terakhir Indonesia Masters hanya ganda putra juara, tunggal putra belum. Tapi bagaimanpun juga saya cinta bulutangkis dan saya tetap ingin membantu,” ujarnya.

Gobet – “Ya memang prihatin ya. Dalam arti prihatin itu, ya kita prestasi kita apa sih? Terutama di tunggal,” ucapnya.

“Apalagi mau Olimpiade, sekarang dibentuk tim Pokja (Ad Hoc Olimpiade). Memang dibilang telat ya terlambat memang, tapi tidak ada yang terlambat. Dibilang 100 persen maksimal enggak juga, karena keterbatasan waktu, kita butuh penyesuaian juga kecuali jauh-jauh hari,” tutur Taufik.

“Tapi tetap sampai kualifikasi terakhir April, nanti mereka masuk olympic, kita tetap kasih support lah.”

“Sebenci-bencinya saya sama bulutangkis, saya tetap support. Dalam arti jangan disalahartikan mengkritik tapi harus ada solusinya juga. Gitu lho,” dia mempertegas.

Keberhasilan Anthony Sinisuka Ginting dkk tak pernah lepas dari pengamatannya sebagai senior sekaligus legenda yang pernah mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade Athena 2004.

Ia tak segan-segan menyebut Ginting Cs tak konsisten atau bermain jelek. Hal itu diungkapkannya dalam beberapa kesempatan, terlebih saat diminta komentar terkait tunggal putra saat ini.

“Kita ini netizen lho. Bebas-bebes saja. Dulu kita dikritik sama senior juga bodo amat, yang penting kita buktikan di lapangan,” kata Taufik saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung.

Taufik Hidayat Keras Mengkritik Juniornya, Ini Alasannya. “Kenapa? Satu. Dia harus kuat juga mentalnya. Cuma satu di lapangan, orang mau ngatain apa, dia punya prestasi, tak akan digubris,” lanjutnya.

“Dulu saya masuk Pelatnas di-bully senior bodo amat. Begitu saya buktikan dengan prestasi, yang senior yang ada ciut sendiri. Sudah itu saja. Jangan baper (bawa perasaan), jangan jadi mental tempe, janganlah seperti itu. Kalau memang mau kuat ya hadapi saja, orang mau bicara apa, bodo amat. Apalagi netizen, ngapain bodo amat,” dia mengungkapkan.

“Kalau enggak suka baca, enggak mau marah-marah, jangan main sosial media, enggak usah baca berita, biar latihan pertandingan saja. Jadi jangan seperti itu kepikiran, sayang benar,” Taufik memberi pesan.

Taufik Hidayat mengatakan ini secara tegas karena ia pernah mengalami hal serupa pada zamannya. Bedanya, sosial media saat ini menjamur. Hal itu diceritakannya kembali kepada pewarta saat ditemui di kawasan Gandaria City, Jumat (1/3) malam.

“Kita juga sama. Bedanya apa sekarang sama dulu? Sekarang sosmednya tambah banyak, kalau dulu kan orang mengkritik, baca koran dulu. Beli koran dulu di depan, baru baca, ‘oh benar mengkritik’,” ungkapnya.

“Tapi ya sudahlah ngapain juga ditanggepin, saya harap anak-anak juga seperti itu. Sudahlah, orang mau mengkritik mau menghina seperti apapun buktikan sama prestasi saja.”

“Itu harus jadi satu motivasi dan tantangan untuk atlet-atlet ini untuk nih ‘saya perlihatkan kalau saya bisa, bahwa saya mampu’. Jadi jangan jadi baper. Marah boleh, kesel boleh, tapi jangan panjang. Kita enggak rugi, mereka yang rugi lagi. Kita juga sama dulu jadi atlet, ngapain marah-marah orang enggak kenal, rugi kita, mereka mah nonton doang.”

“Toh kita sama dengan di luar sana, bahasa anak sekarang kita ini kan netizen. Ya jadi bebas apa mereka ngomong apa, tapi begini netizennya olahraga. Maksudnya ngasih tahu juga yang memang bagus, ayolah kita sama-sama cari solusi juga,” Taufik mempertegas.

 

Other Articles

Leave a Reply