banner-top

KOI Mengusahakan ANOC World Beach Games Tetap di Bali Meski Ada Atlet Israel

KOI memastikan ANOC World Beach Games tetap dilaksanakan di Bali pada Agustus besok. Dia menyebut sampai hari ini belum ada pembatalan.

Raja Sapta Oktohari menyampaikan, terkait kemungkinan ada gelombang penolakan yang sama, karena akan ada atlet Israel yang akan bertanding di AWBG. Dan pelakasanaannya pun juga diselenggarakan di Bali pada 5-12 Agustus 2023.

“Sampai hari ini belum ada pembatalan (pelaksanaan AWBG). Sekali lagi, di dalam jiwa sportivitas olahraga itu, kita akan main sampai akhir. Kita akan bertanding sampai ada hasilnya. Tidak ada istilah kalah sebelum pertandingan,” kata Okto saat ditemui di kawasan Sudirman, Rabu (29/3/2023).

“Jadi ujian kita ini bagaimana meyakinkan bangsa-bangsa lain, meyakinkan semua calon peserta, bahkan negara-negara lain yang akan datang ke Indonesia. Sebab, di ANOC nanti akan ada 206 negara yang akan datang ke Indonesia,” ujarnya.

“Ini bahkan lebih besar dari PBB, yang akan hadir di Bali untuk mengikuti General Assembly dari Asosiasi Komite Olimpiade Nasional seluruh dunia di Indonesia,” dia mempertegas.

Namun, kemungkinan terjadinya penolakan atlet Israel jelang AWBG bisa saja terjadi, dan bukan berarti tidak ada solusi.

“Kita melakukan sesuatu pakai dasar. Dasarnya apa? ya perjanjian dan itu ada konsekuensi. Kalau dalam melakukan perikatan perjanjian, apabila ada satu yang melanggar tentu ada konsekuensinya? Apakah terhadap cabang olahraga atau secara luas?”

“Ketika terjadi satu institusi yang namanya anti doping, terjadi miss dalam perjanjian mereka, yang terjadi apa? Indonesia dijatuhkan sanksi, sehingga orang Indonesia kaget pada saat bulutangkis menang, tapi tidak bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Baru marah, nah ini yang terjadi.”

“Jadi kita harus lihat konsekuensinya. Balik lagi saya harus mengutamakan bahwa Indonesia ini negara besar dan terlalu besar untuk dikecilkan dalam urusan olahraga,” ujarnya.

Dan Okto juga menyebut, tetep ada ruang kominikasi terkait hal tersebut. Dia mencontohkan Taiwan yang tiap bertanding menggunakan Bendera NOC mereka sendiri.

“Lalu Rusia saat di Tokyo. Artinya caranya banyak. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi tidak ada diskriminasi terhadap atlet. Itu kita lakukan kemarin pada saat Indonesia mau ada multievent internasional, atletnya itu kalau enggak diberangkatkan sama cabornya, NOC Indonesia punya hak untuk memberangkatkan atlet itu sendiri karena nggak boleh ada diskriminasi,” Okto mempertegas.

Other Articles

Leave a Reply