banner-top

Diskusi Turun Minum Bersama dengan Tema Naturalisasi Pemain Timnas

Gobet – Program naturalisasi pemain gencar dilakukan PSSI dalam beberapa tahun terakhir. Ini menimbulkan dikotomi antara pemain lokal dan naturalisasi.

PSSI mulai menjalani program naturalisasi sejak 2010. Ketika itu Cristian Gonzales jadi pemain asing yang akhirnya jadi Warga Negara Indonesia.

Setelah sempat terhenti, program ini mulai dilakukan kembali sejak akhir 2019, saat itu Shin Tae-yong jadi pelatih Timnas Indonesia. Bedanya, kini pemain yang dinaturalisasi yang punya darah atau keturunan Indonesia.

Dan kini sudah ada Sandy Walsh, Jordy Amat, Shayne Pattynama, Rafael Struick, Ivar Jenner, hingga Justin Hubner termasuk dalam daftar pemain keturunan yang telah resmi menjadi WNI. sementara Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, hingga Ragnar Oratmangoen masih dalam proses.

Dengan gencarnya PSSI menaturalisasi pemain keturunan Indonesia, kini pun menimbulkan pro dan kontra. Ada yang mendukung, tapi tidak sedikit juga yang menolak.

Hal ini yang mendasari PSSI Pers menyelenggarakan Diskusi Turun Minum bertema ‘Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi’. Acara yang menghadirkan Arya Sinulingga (Exco PSSI), Hamdan Hamedan (Tenaga Ahli Kemenpora RI bidang Diaspora dan Kepemudaan), Tommy Welly (Pengamat), dan Richard Achmad (Sekjen PNSSI) sebagai pembicara berlangsung di Media Center Kemenpora, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023).

mpat narasumber bertukar pikiran membahas polemik ini dalam acara ini. Hamdan Hamedan menilai penyebutan pemain keturunan atau naturalisasi tak relevan lagi saat yang bersangkutan sudah memiliki paspor Indonesia.

“Naturalisasi ini kata benda, yaitu proses hukum yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah status kewarganegaraannya dari WNA menjadi WNI. Jadi frasa pemain naturalisasi itu sebetulnya tidak tepat karena belum eligible, masih proses,” kata Hamdan Hamedan.

“Tetapi ketika seseorang itu sudah berhasil dinaturalisasi, disumpah dan menandatangani sumpah, maka dia sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mempunyai kesamaan dalam hukum dan pemerintahan.”

Hamdan Hamedan juga menolak anggapan miring sejumlah pihak terkait motif pemain keturunan mau dinaturalisasi. Banyak yang menilai hal itu dianggap karena mereka tak mampu bersaing untuk memperkuat timnas negara asalnya.

“Ada pemain grade A yang bermain di salah satu klub terbaik di dunia, dia ingin membela Indonesia. Dia mengatakan, ‘saya ingin sekali membela Indonesia’,” tambahnya.

Gobet – Hal tak jauh berbeda juga diungkapkan Arya Sinulingga. Ia secara tegas menolak dikotomi pemain naturalisasi dan lokal.

“Dikotomi ini harus diselesaikan sekarang, istilah local pride, atau anti-naturalisasi harus dihentikan. Naturalisasi hanya proses, tapi sepanjang dia punya darah (Indonesia), maka dia berhak mewakili bangsa kita,” kata Arya Sinulingga.

Pandangan berbeda diungkapkan Tommy Welly. Ia menyoroti sisi lain dari gencarnya PSSI melakukan naturalisasi pemain keturunan.

Pria yang akrab disapa Bung Towel itu sadar program naturalisasi bukanlah sebuah tindakan ilegal. Namun ia menyoroti keseriusan PSSI dalam memajukan sepakbola Indonesia.

“PSSI bertanggung jawab membangun sepakbola Indonesia termasuk membentuk Timnas yang kuat. Apakah diaspora layak atau tidak membela timnas ya ukurannya kualitas saja,” kata Tommy Welly.

“Jadi naturalisasi itu kita sudah gak debat layak atau tidak karena koridor hukumnya sudah jelas. Tapi kita mempertanyakan arah pengembangan sepakbola kita.”

“Kalau PSSI yang sekarang memutuskan semua naturalisasi bisa saja. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah dimana positioning kompetisi kita,” ujarnya.

Diskusi Turun Minum Bersama dengan Tema Naturalisasi Pemain Timnas. Polemik terkait dikotomi ini juga menjadi isu hangat di kalangan suporter. Richard Achmad selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PNSSI) mengutarakan pandangannya.

“Kalau bicara soal naturalisasi timnas, praktik ini tidak baru sekarang dilakukan tapi dari era Nurdin Halid. Akan tetapi naturalisasi itu harus dipandang secara utuh,” kata Richard.

“Apa yang disodorkan (pemain-pemain untuk dinaturalisasi) oleh Exco dan Menpora itu memang diaspora mayoritasnya. Nah, fans akan dukung apapun dan bagaimanapun timnas berlaga, nggak pernah ributkan naturalisasi dan pemainnya produk siapa-siapa,” ujarnya.

Other Articles

Leave a Reply